Indonesia baru saja dicoret Amerika dari daftar negara berkembang, dan saat ini posisi Indonesia sudah berada di negara maju. Tapi di samping itu ada sebuah berita mengenai Kakak Beradik yang kelaparan dan terpaksa memakan sabun untuk membohongi perutnya.
Kakak beradik itu berada di Desa Muara Tais II, Kecamatan Muara Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Badan kurusnya terbujur kaku, ia terkulai lemas di rumah berukuran 6x6 meter dengan tembok papan dan tidur beralaskan tikar.
Ada 3 orang anak yang tinggal di sana, Andika (4 tahun), Nopri (9 tahun) dan Juliana (7 tahun). Mereka tinggal dan diasuh oleh Nenek dan Kakek berusia di atas 80 tahun.
Menurut informasi warga, ayah dari ketiga anak itu sangat pemalas. Ia juga memiliki pikiran yang kurang sehat. Ibu dari anak-anak itu menikah lagi, jadilah nasib mereka sangat terlantar.
Camat Angkola Muara Tais, AM Fadhil Harahap pun turun tangan dalam permasalahan ini.
"Kita sudah bawa ketiga kakak beradik ini ke Puskesamas dan mereka masih dalam perawatan dokter. Bantuan asupan gizi seperti susu, telur, mi instan, beras dan lainnya juga sudah kami bantu," kata Pak Camat.
Kronologi kejadiannya, sang Kakak yang merupakan tulang punggung keluarga, bekerja sebagai tukang cuci pakaian dan piring, ternyata memiliki kegemaran memakan sabun. Hal tersebut bermula ketika orang tuanya berpisah.
Dan entah bagaimana caranya, sang adik pun ia pengaruhi juga mengkonsumsi sabun.
"Kita juga kurang mengetahui persis apakah keinginan Nopri sehingga akhirnya mempengaruhi adiknya Andika makan sabun setelah menjadi tukang cuci atau sebelumnya."
Pihak Camat pun berencana akan memasukkan keluarga Andika itu masuk ke dalam program PKH dan BSM untuk membantu mereka.
Di lain itu, sang Nenek bercerita mengenai alasan kenapa kakak beradik itu mengkonsumsi sabun.
"Hampir setiap hari mereka memakan sabun cuci karena tidak ada makanan untuk menghilangkan rasa lapar di perutnya,” kata sang Nenek.
“Kalau mencuci di sungai, adik-adiknya makan sabun. Bahkan Nopri juga. Ya terpaksa karena lapar, tak ada yang bisa dimakan,” tambah warga.
Kakak beradik itu berada di Desa Muara Tais II, Kecamatan Muara Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Badan kurusnya terbujur kaku, ia terkulai lemas di rumah berukuran 6x6 meter dengan tembok papan dan tidur beralaskan tikar.
Pict By :Suara. com |
Ada 3 orang anak yang tinggal di sana, Andika (4 tahun), Nopri (9 tahun) dan Juliana (7 tahun). Mereka tinggal dan diasuh oleh Nenek dan Kakek berusia di atas 80 tahun.
Menurut informasi warga, ayah dari ketiga anak itu sangat pemalas. Ia juga memiliki pikiran yang kurang sehat. Ibu dari anak-anak itu menikah lagi, jadilah nasib mereka sangat terlantar.
Camat Angkola Muara Tais, AM Fadhil Harahap pun turun tangan dalam permasalahan ini.
"Kita sudah bawa ketiga kakak beradik ini ke Puskesamas dan mereka masih dalam perawatan dokter. Bantuan asupan gizi seperti susu, telur, mi instan, beras dan lainnya juga sudah kami bantu," kata Pak Camat.
Kronologi kejadiannya, sang Kakak yang merupakan tulang punggung keluarga, bekerja sebagai tukang cuci pakaian dan piring, ternyata memiliki kegemaran memakan sabun. Hal tersebut bermula ketika orang tuanya berpisah.
Dan entah bagaimana caranya, sang adik pun ia pengaruhi juga mengkonsumsi sabun.
"Kita juga kurang mengetahui persis apakah keinginan Nopri sehingga akhirnya mempengaruhi adiknya Andika makan sabun setelah menjadi tukang cuci atau sebelumnya."
Pihak Camat pun berencana akan memasukkan keluarga Andika itu masuk ke dalam program PKH dan BSM untuk membantu mereka.
Di lain itu, sang Nenek bercerita mengenai alasan kenapa kakak beradik itu mengkonsumsi sabun.
"Hampir setiap hari mereka memakan sabun cuci karena tidak ada makanan untuk menghilangkan rasa lapar di perutnya,” kata sang Nenek.
“Kalau mencuci di sungai, adik-adiknya makan sabun. Bahkan Nopri juga. Ya terpaksa karena lapar, tak ada yang bisa dimakan,” tambah warga.
Tags
Lifestyle